BPMI Setpres

N219 Nurtanio, Pesawat Hasil Karya Anak Bangsa Yang Nama Resminya Diberikan Secara Langsung Oleh Jokowi

, 29 Sep 2024

Salah satu produk utama dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang ditujukan untuk kebutuhan sipil dan militer di Indonesia adalah pesawat N219 Nurtanio. Nama pesawat ini diberikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pesawat ini telah terbukti efektif dalam memenuhi kebutuhan transportasi di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

Direktur Operasional PTDI, Batara Silaban, menjelaskan bahwa N219 Nurtanio merupakan pesawat multiguna generasi terbaru yang dirancang untuk berbagai keperluan. Pesawat ini dapat digunakan untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Batara menekankan bahwa N219 dirancang khusus untuk menghadapi kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan daerah dengan landasan pacu yang terbatas.

Pesawat ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan banyak lokasi yang memiliki panjang landasan pacu kurang dari 700 hingga 800 meter," jelas Batara dalam wawancara dengan Beritasatu.com di Pabrik Pesawat PTDI, Bandung, Jawa Barat, pada hari Jumat, 27 September 2024.

Pesawat N219 telah melaksanakan uji terbang pertamanya pada tanggal 16 Agustus 2017. Kemudian, pada 10 November 2017, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, pesawat ini resmi dinamai Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.

Dengan kemampuan untuk lepas landas dan mendarat di landasan yang pendek, N219 Nurtanio menjadi pilihan transportasi yang sangat tepat untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil. Selain itu, pesawat ini juga berkontribusi signifikan dalam membuka akses bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut serta mendukung keamanan dan pertahanan nasional.

"N219 Nurtanio merupakan moda transportasi yang paling tepat untuk menciptakan peluang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta menjaga pertahanan dan keamanan di daerah-daerah terpencil," ungkap Batara.

Keunggulan N219 terletak pada kemampuannya untuk beroperasi di wilayah dengan medan yang sulit, seperti pegunungan di Indonesia timur. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan yang disesuaikan dengan kondisi operasional di area tersebut dan mampu mendarat di landasan yang pendek.

"Pesawat ini memiliki keunggulan untuk beroperasi di daerah pegunungan yang dikenal cukup ekstrem di Indonesia timur. Pesawat ini dapat lepas landas dan mendarat di landasan sepanjang 700 hingga 800 meter," tambahnya.

Dalam aspek komponen lokal, N219 memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 44%. Batara menyatakan bahwa banyak bagian interior pesawat ini diproduksi oleh industri lokal Indonesia. PTDI berharap dapat membangun ekosistem industri dirgantara di dalam negeri, tidak hanya untuk kepentingan perusahaan, tetapi juga untuk pengembangan industri lokal.

TKDN pesawat ini mencapai 44%. Sebagian besar komponen interior pesawat ini diproduksi oleh industri dalam negeri. Hal ini sejalan dengan visi PTDI untuk menciptakan ekosistem industri dirgantara yang melibatkan pelaku industri lokal, ungkap Batara.

Pengembangan pesawat N219 juga merupakan bagian dari upaya transformasi ekonomi nasional.

"Ini juga merupakan bagian dari transformasi ekonomi. Selain meningkatkan konektivitas, kami berkomitmen untuk membangun ekosistem dirgantara agar industri lokal dapat berkembang secara bersamaan," jelasnya.

Saat ini, PTDI telah menerima sejumlah pesanan dari berbagai pasar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

"Pada saat ini, pesawat ini telah dipesan sebanyak 5 unit dari pasar Afrika. Selain itu, terdapat juga pesanan dari Indonesia untuk keperluan militer dan komersial," tambah Batara.

N219 Nurtanio dirancang untuk mengangkut 19 penumpang dan memiliki kabin dengan luas terbesar di kelasnya. Pesawat ini menggunakan mesin yang telah terbukti efisien serta dilengkapi dengan sistem avionik yang modern. Selain itu, N219 dilengkapi dengan fixed tricycle landing gear dan pintu kargo yang lebar, yang memudahkan penyesuaian konfigurasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dengan jarak jelajah mencapai 828 nautical mile dalam kondisi bahan bakar penuh, pesawat N219 dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, seperti transportasi penumpang, pengangkutan logistik, evakuasi medis, patroli dan pengawasan, serta operasi pencarian dan penyelamatan. PTDI juga menekankan bahwa pesawat ini sangat mudah dalam hal perawatan dan pengoperasian.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.