Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengonfirmasi bahwa proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, yang dikenal sebagai Getaci, akan dilakukan kajian ulang. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan anggaran yang sangat besar, terutama untuk segmen Bandung-Garut. "Proyek Tol Getaci perlu dievaluasi kembali karena memerlukan anggaran yang signifikan, khususnya di segmen Bandung-Garut," jelas Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra, saat ditemui oleh wartawan di Gedung DPR Senayan, Jakarta, pada Rabu (7/5/2025). Ia juga menambahkan bahwa saat ini belum ada rencana untuk membangun proyek tol terpanjang di Indonesia tersebut dengan memecah rute, misalnya dari Gedebage ke Tasikmalaya atau dari Tasikmalaya ke Ciamis. "Belum ada rencana untuk memperpendek rute karena perlu kajian ulang," tambahnya. Di sisi lain, Kementerian PU juga belum dapat memberikan rincian mengenai perhitungan anggaran baru yang harus disiapkan. "Perhitungan anggaran belum dapat dipastikan, karena masih perlu kalkulasi lebih lanjut, terutama karena proyek ini harus dikaji ulang, sehingga perhitungan harus dimulai dari awal," tutupnya. Sebelumnya, proyek Tol Getaci yang diharapkan menjadi ruas tol terpanjang di Indonesia ini masih dalam tahap studi kelayakan dan evaluasi lebih lanjut, mengingat dukungan konstruksi yang diperlukan cukup besar. Proyek Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi terus dievaluasi, mengingat dukungan konstruksi dari pemerintah sangat diperlukan dan tidak sedikit. Saat ini, alokasi anggaran kita terbatas, sehingga perlu dipertimbangkan kemungkinan dukungan konstruksi sebesar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun," kata Rachman. Proyek Tol Getaci dianggap menantang karena kondisi geografis pegunungan yang memerlukan investasi besar. Kami akan terus memantau dan mengevaluasi proyek ini. "Lebih lanjut, proyek Bandung-Garut merupakan yang paling mahal karena konstruksinya melewati pegunungan. Kami akan terus melakukan evaluasi, dan BPJT akan berkoordinasi dengan Dirjen Binamarga untuk menanyakan kepada Menteri mengenai kelanjutan proyek ini, baik untuk Getaci maupun Gilimanuk," tambahnya. Sebelumnya, dua konsorsium peserta lelang untuk proyek senilai Rp 37 triliun tidak lolos prakualifikasi. Dalam pengumuman hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis Nomor: 24/BPJT/L/GTCM/2024, Panitia Pelelangan telah menyelesaikan evaluasi dokumen prakualifikasi dan menetapkan hasilnya. Konsorsium PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi dan konsorsium PT Dayamulia Turangga-PT China State Construction Overseas Development Shanghai dinyatakan tidak lulus. Setelah gagal dalam lelang, proyek tol ini telah beberapa kali dilelang namun belum membuahkan hasil. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU bahkan merencanakan untuk memperpendek rute Tol Getaci dengan memecahnya menjadi rute Gedebage ke Tasikmalaya dan Tasikmalaya ke Ciamis, namun rencana tersebut juga tidak berhasil. Proyek tol ini memiliki total panjang 206,65 Km yang dirancang melintasi dua provinsi, yaitu Jawa Barat (171,40 km) dan Jawa Tengah (35,25 km), serta termasuk dalam Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Jalan tol ini terdiri dari empat seksi, yaitu: Seksi 1 Junction Gedebage-Garut Utara dengan panjang 45,20 Km, Seksi 2 Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 Km, Seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 Km, dan Seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 Km. Untuk Seksi 1 dan 2, pembebasan tanah direncanakan berlangsung dari Januari 2021 hingga Oktober 2022, dengan jadwal konstruksi dimulai pada April 2022 hingga Juni 2024. Proyek ini ditargetkan untuk mulai beroperasi pada Juli 2024. Sedangkan untuk Seksi 3 dan 4, pembebasan tanah direncanakan antara tahun 2026 hingga 2027, dengan jadwal konstruksi dari April 2027 hingga Juni 2029, dan ditargetkan beroperasi pada Juli 2029.