Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan untuk menerima kunjungan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Jakarta pada hari Minggu (25/5). Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan kepada wartawan di Jakarta, pada hari Jumat, bahwa PM Li Qiang direncanakan tiba di Jakarta pada hari Sabtu (24/5) sore dan akan diterima oleh Presiden Prabowo pada hari Minggu (25/5). "Iya betul, pada Sabtu sore (PM Li) akan tiba di Jakarta," ujar Teddy. Rencana kunjungan PM China Li Qiang ke Indonesia pertama kali diungkap oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada tanggal 22 April 2025, dan informasi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, pada hari Kamis (15/5) pekan lalu. "Seperti yang Anda ketahui, Perdana Menteri Anwar Ibrahim dari Malaysia menjabat sebagai ketua bergilir ASEAN dan akan menyelenggarakan KTT ASEAN-GCC (Dewan Kerja Sama Teluk)-China, dan kami mendukung inisiatif positif Malaysia ini. Kami juga ingin menjaga dan mendorong kerja sama antara China dan Indonesia. Oleh karena itu, kami berharap PM Li Qiang juga dapat berkunjung ke Indonesia jika memungkinkan," jelas Wang Yi. Dalam sesi pengarahan di Beijing pada hari Kamis (22/5), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa kunjungan Perdana Menteri Li Qiang ke Indonesia diharapkan dapat memperkuat solidaritas antara China dan Indonesia di berbagai bidang. "China berharap bahwa melalui kunjungan ini, kedua belah pihak dapat melanjutkan persahabatan tradisional, memperdalam solidaritas dan koordinasi, serta terus memperkuat paradigma kerja sama dengan lima pilar, yaitu kerja sama politik, ekonomi, antarmasyarakat dan budaya, maritim, serta keamanan," kata Mao Ning. Mao Ning menambahkan bahwa kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia adalah untuk memenuhi undangan dari Presiden Prabowo Subianto. Kunjungan resmi ini akan berlangsung dari tanggal 24 hingga 26 Mei 2025. "Diharapkan bahwa China dan Indonesia dapat bersama-sama maju menuju modernisasi di jalur masing-masing, memperkaya komunitas China-Indonesia dengan masa depan yang sama, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran baik di tingkat regional maupun global," tambah Mao Ning.