Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M Romahurmuziy (Rommy) berpendapat bahwa jalan PPP untuk kembali melenggang ke Senayan pada Pemilu 2029 akan sangat sulit. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gus Rommy, sapaan akrabnya, dengan mempertimbangkan sejarah partai yang telah keluar dari parlemen sejak tahun 1998. "Usaha untuk mencapai hal tersebut (Senayan) sangatlah berat. Mengingat tidak ada satu pun sejarah sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan, mampu kembali," ungkap Gus Rommy dalam siaran pers resmi yang diterima Antara pada hari Senin. Meskipun demikian, Rommy menegaskan bahwa kemungkinan PPP untuk kembali ke Senayan pada pemilu mendatang tidaklah kecil. Menurut Rommy, perolehan suara PPP di tingkat DPRD kabupaten dan kota cukup signifikan, yaitu 8,3 juta suara atau setara dengan 35 kursi nasional. "Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan suara DPR RI yang hanya mencapai 5,8 juta. Ini menunjukkan bahwa PPP dengan sejarah panjangnya, secara elektoral masih sangat berpotensi untuk kembali ke Senayan," jelas Rommy. Rommy melanjutkan bahwa untuk mendorong PPP kembali ke Senayan, partai Ka'bah tersebut perlu memiliki pemimpin yang kuat dan berpengaruh. Sejumlah nama telah disebutkan oleh Rommy baik dari dalam maupun luar partai, seperti Sandiaga Uno, Dudung Abdulrachman, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Marzuki Alie, Agus Suparmanto, Anies Baswedan, hingga Amran Sulaiman. Saat ini, sosok yang dianggap kuat untuk maju sebagai Ketua Umum PPP adalah Amran Sulaiman. Gus Rommy sendiri mendukung pencalonan Amran setelah berkonsultasi dengan mantan Presiden Joko Widodo. Terlepas dari hal tersebut, Rommy berharap semua nama besar yang ada dalam bursa calon dapat bersaing secara sehat untuk memperebutkan kursi Ketua Umum PPP. Dengan demikian, PPP akan memiliki pemimpin yang kuat dan mampu membawa partai kembali ke Senayan pada tahun 2029 mendatang.