Rapat Kesiapan Liburan, Pemerintah Bahas Diskon Tiket Hingga Stabilitas Pangan

Senin, 15 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Chokri Karem
Rapat kesiapan liburan membahas kebijakan terintegrasi, mulai dari diskon tarif transportasi hingga jaminan stabilitas pangan, untuk menciptakan libur akhir tahun yang lancar dan aman bagi seluruh masyarakat. (Dok. KEMENPORA)

Hambalang - Dalam suatu rapat terbatas yang digelar di kediaman resminya, Presiden Prabowo Subianto memimpin pembahasan mendalam mengenai strategi nasional menghadapi puncak arus liburan. Rapat ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi menghasilkan instruksi teknis yang langsung dapat diimplementasikan oleh jajaran kementerian. Dua pilar utama yang dibahas adalah kemudahan akses transportasi dan jaminan ketersediaan kebutuhan dasar.

Pilar pertama, seperti dijelaskan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, adalah pemberian insentif harga untuk meringankan biaya perjalanan. Insentif ini direncanakan dalam bentuk diskon atau pengurangan tarif yang berlaku untuk layanan publik terkait mobilitas. Langkah ini diambil berdasarkan evaluasi tahun-tahun sebelumnya di mana biaya transportasi sering menjadi penghalang terbesar bagi masyarakat.

Ruang lingkup kebijakan diskon dirancang untuk bersifat inklusif dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Baik mereka yang menggunakan kendaraan pribadi melewati jalan tol, maupun yang mengandalkan transportasi umum seperti pesawat, kereta, dan kapal, akan merasakan manfaat kebijakan ini. Desain kebijakan seperti ini bertujuan untuk mendorong pemerataan kesempatan berlibur atau berkumpul dengan keluarga.

Baca Juga: Wamen PANRB: Percepatan Zona Integritas Jawab Tantangan Reformasi Birokrasi

Pilar kedua yang tidak kalah penting adalah pemantauan dan penjagaan stabilitas di sektor pangan. Presiden menekankan bahwa euforia liburan tidak boleh menyebabkan gejolak harga atau kelangkaan bahan pokok di pasaran. Oleh karena itu, perkembangan terkini mengenai ketahanan pangan menjadi agenda khusus dalam rapat tersebut, menunjukkan pendekatan pemerintah yang holistik.

Pembahasan juga merambah ke sektor fiskal dan perdagangan internasional dengan meninjau perkembangan bea cukai dan pajak. Tinjauan ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan diskon domestik tidak berbenturan dengan komitmen perdagangan internasional dan tetap menjaga penerimaan negara dari sektor lainnya.

Untuk menjalankan dua pilar kebijakan tersebut, Presiden mengumpulkan para menteri yang memiliki portofolio relevan. Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Perhubungan, serta Menteri Pekerjaan Umum. Masing-masing memiliki peran krusial dalam mewujudkan liburan yang mulus.

Kehadiran Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambah dimensi keamanan dan ketersediaan energi dalam pembahasan. Hal ini mengisyaratkan bahwa persiapan liburan juga mencakup antisipasi terhadap gangguan keamanan dan krisis energi yang mungkin terjadi.

Dengan pendekatan dua pilar ini, pemerintah berusaha membangun ekosistem liburan yang berkelanjutan. Kebijakan ini tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga diharapkan dapat menjadi template untuk persiapan hari raya dan liburan nasional di masa-masa yang akan datang.

(Chokri Karem)

    Bagikan:
komentar