Data Dan Algoritma: Senjata Baru Dalam Diplomasi Pariwisata Digital Yang Ditargetkan

Rabu, 17 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Chokri Karem
Era diplomasi pariwisata broadcast telah berakhir, digantikan oleh pendekatan presisi berbasis data dan algoritma. Kreator konten, dengan pemahaman mendalam tentang audiens niche-nya, menjadi saluran yang sangat tepat sasaran. Algoritma media sosial kemudian mengamplifikasi konten mereka ke pengguna dengan minat serupa, menjadikan setiap kolaborasi sebagai alat pemasaran yang terfokus dan efisien untuk menjangkau pasar spesifik.

Jakarta - Diplomasi pariwisata tradisional seringkali bersifat menyamaratakan (broadcast). Kini, berkat data dan algoritma media sosial, kampanye dapat disasar dengan presisi luar biasa. Kreator konten, dengan pemahaman mendalam tentang demografi dan perilaku pengikutnya, menjadi saluran yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan destinasi ke niche audiens tertentu, mulai dari pecinta alam, keluarga muda, hingga pencinta Sejarah, sesuai dengan kekhasan tempat tersebut.

Industri destination marketing sedang bertransformasi menjadi ilmu data. Dinas Pariwisata di berbagai negara mulai menggunakan tool analitik untuk mengidentifikasi influencer yang paling relevan, melacak sentiment, dan mengukur ROI dari kampanye kolaborasi. Platform seperti TikTok dan Instagram sendiri menawarkan fitur analitik canggih bagi kreator untuk memahami audiens mereka. Ini memungkinkan pesan pariwisata disampaikan kepada orang yang tepat, di waktu yang tepat, dengan format konten yang tepat.

"Era spray and pray dalam promosi pariwisata sudah berakhir. Sekarang adalah era pinpoint and persuade. Kreator konten adalah node dalam jaringan algoritmik yang kompleks. Ketika mereka mempromosikan sebuah destinasi, algoritma akan memperkuat jangkauannya kepada pengguna lain yang memiliki minat serupa, menciptakan efek amplifikasi yang sangat terukur," jelas Budi Laksono, Data Analyst di sebuah Digital Marketing Agency khusus travel, dalam presentasi yang diliput techinasia.com. Ia mencontohkan bagaimana sebuah konten tentang wisata kuliner di suatu kota kecil bisa "di-deliver" khusus kepada pengguna yang sering mencari konten makanan.

Baca Juga: Rapat Kesiapan Liburan, Pemerintah Bahas Diskon Tiket Hingga Stabilitas Pangan

Efektivitas targeting ini juga terlihat dalam konten-konten niche. Sebuah akun keluarga travel seperti Marvelvino, misalnya, secara natural akan menarik audiens yang terdiri dari orang tua muda, keluarga, atau pasangan yang merencanakan liburan. Ketika mereka membagikan pengalaman di suatu destinasi keluarga yang ramah anak, algoritma akan membantu konten tersebut menjangkau lingkaran audiens yang paling relevan dan kemungkinan besar tertarik. Ini menjadikan setiap konten mereka tidak hanya sebagai cerita, tetapi juga sebagai alat pemasaran yang sangat terfokus dan efisien untuk destinasi-destinasi yang cocok untuk keluarga.

Oleh karena itu, diplomasi pariwisata masa depan akan sangat bergantung pada kemitraan cerdas berbasis data dengan kreator konten yang memiliki niche jelas. Memahami bahwa setiap kreator adalah "pintu gerbang" ke komunitas spesifik akan memungkinkan destinasi untuk melakukan pendekatan yang lebih personal, efektif, dan menghasilkan konversi kunjungan yang lebih tinggi.

(Chokri Karem)

    Bagikan:
komentar